salah satu cara yang dilakukan sebagain banyak orang untuk menikmati
momen pergantian tahun adalah melakukan pendakian atau camping.
kebetulan saya diajak dan dipaksa-paksa sahabat saya (hehehehe, peace
cil :* ) ikut dia (sebut saja inisialnya Ajeng *eh?) camping ke Gunung
Api Purba Nglanggeran. lumayan cita-cita saya melihat kembang api dari
ketinggian dan kelip-kelip lampu kota terwujud, saya berterimakasih pada
orang yang memaksa dan mengajak saya :D
setelah packing sembari menunggu hujan yang mengguyur Jogja sejak siang
hingga magrib, kami berangkat dari kontrakan (ada yang berangkat dari
magelang juga sih hehe) setelah solat magrib, dengan kekhawatiran kami
terjebak macet di jalur menuju Bukit Bintang atau kehabisan campfee
karena berangkat terlalu malam. awalnya kami berencana berangkat jam 3
sore, namun terkendala kuliah dan hujan. berbekal dua tenda serta segala
peralatan tetek bengek yang oleh mas-mas yang baik hati
dibawakan untuk kami, sebut saja nama samarannya Mas Avip dan Mas Qomar
(haha, peace), kami bersembilan dengan Bu Guru Vita, Pras, Joko, Agus,
Ika dan si Ajeng. sedang kami sendiri membawa satu tas carrier 60
liter yang membumbung berisi perbekalan, mulai dari air, arang untuk
acara bakar jagung dan ayam, roti dan kelengkapan menu roti bakar (menu
andalan) serta tas tas ransel biasa untuk baju kami.
porter peralatan camping hehehe
dari Jogja (dan Magelang) kami naik motor bonceng-boncengan dengan
kecepatan 60-70/jam (berkurang saat jalan macet hehe) kami lewat Janti
dan Jalan Wonosari untuk menuju arah Bukit Bintang. tidak seperti
perkiraan kami, ternyata jalanan lenggang dan tidak macet, mungkin
karena ramalan cuaca Jogja hujan kali ya? dari bukit bintang masih naik
sampai menemui Polsek
Patuk atau biasa kami sebut Perempatan GCD FM. kami berbelok ke kiri
karena itu jalur yang terdekat. cukup mengikuti kelokan jalan aspal itu
hingga terpampang jelas tulisan arah Gunung Api Purba di sebuah
pertigaan dan kami berbelok ke timur, sampailah di lokasi parkiran yang
ternyata sudah penuh. kami langsung memberondong si tukang parkir dengan
pertanyaan apakah atas penuh orang ngecamp (si mas parkir kan di bawah,
ga tau donk yang di atas..?)
setelah packing ulang kami membeli tiket dan memulai pendakian. sekarang
ini jalur pendakian menuju puncak sudah sangat mudah karena telah
diberikan papan-papan petunjuk arah serta himbauan bagi para wisatawan,
dulu masih bisa kesasar (camp pertama saya kesasar :3 wkwkwk). jika
merasa lelah, petugas wisata juga telah menyediakan gazebo-gazebo untuk
beristirahat sambil menikmati pemandangan batu-batu yang keren serta
hamparan sawah luas membentang atau rimbunnya pepohonan di jalur
pendakian.
dari web resmi Gunung Api Purba Nglanggeran gunungapipurba.com
diketahui bahwa ternyata Nama Nglanggeran berasal dari kata Planggaran
yang mempunyai makna
setiap ada perilaku jahat pasti tertangkap/ketahuan. Ada juga yang
menuturkan Gunung Nglanggeran berasal dari kata Langgeng artinya desa
yang Aman dan Tentram. gunung ini juga disebut sebagai Gunung Wayang,
karena bentuk bebatuannya ada yang menyerupai wayang, mitosnya, gunung
ini dijaga oleh Kyi Ongko Wijoyo dan Punokawan.
juga katanya gunung ini dilingkari Naga Besar yang memiliki kesaktian menyembuhkan segala bentuk macam penyakit, terbukti dengan adanya pohon Termas yang bentuknya menjalar seperti ular yang dapat mengeluarkan air obat. Namun tidak bisa semua orang bebas mengambil air obat tersebut karena ada pawang khusus yang harus melakukan ritual agar air obat dapat berkhasiat dengan baik. Masyarakat juga yakin bahwa penguasa Desa Nglanggeran Kyai Suyono mempunyai Klangenan Macan Putih yang menjaga dan mengamankan Nglanggeran dari berbagai macam kejahatan, karena katanya juga di web ini masyarakatnya selalu tentram dan damai (alhamdulillah gak kaya kerusuhan di tv tv kan ya).
juga katanya gunung ini dilingkari Naga Besar yang memiliki kesaktian menyembuhkan segala bentuk macam penyakit, terbukti dengan adanya pohon Termas yang bentuknya menjalar seperti ular yang dapat mengeluarkan air obat. Namun tidak bisa semua orang bebas mengambil air obat tersebut karena ada pawang khusus yang harus melakukan ritual agar air obat dapat berkhasiat dengan baik. Masyarakat juga yakin bahwa penguasa Desa Nglanggeran Kyai Suyono mempunyai Klangenan Macan Putih yang menjaga dan mengamankan Nglanggeran dari berbagai macam kejahatan, karena katanya juga di web ini masyarakatnya selalu tentram dan damai (alhamdulillah gak kaya kerusuhan di tv tv kan ya).
Gunung yang diusulkan dan dinyatakan layak menjadi Geo Park oleh UNESCO
ini disusun oleh oleh material vulkanik tua (makanya disebut gunung api
puba...).
Gunung Kelir
karena bentuknya
menyerupai Kelir dan dipercaya sebagai tempat tinggalnya Ongko Wijoyo
serta Punokawan.
Sumber Air Comberan
mata airnya tidak pernah kering. air di Sumber Comberan diyakini dapat
membuat awet muda jika digunakan untuk mencuci muka. disamping sumber Comberan terdapat tempat
pertapaan untuk melakukan kegiatan ritual “Prehatin” pada
hari-hari tertentu yang diyakini mempunyai nilai mistis. terdapat ada pula tangga tataran yang
dibuat pada zaman Jepang yang dulunya juga digunakan sebagai tempat
persembunyian tentara Jepang.
Gunung Bongos
berwarna hitam menyerupai arang sebagai tempat meletakkan Blencong.
Gunung Blencong yang menyerupai Blencong sebagai penerangan/lampu Kyai
Ongko Wijaya saat berkumpul dengan Punokawan.
Gunung Buchu
Gunung yang bentuknya lancip dan gunung tersebut berasal dari Puncak
Gunung Merapi yang dipindah oleh Punokawan, yang tujuannya dibawa ke
Desa Kemadang Gunungkidul, dengan dipikul oleh Punokawan memakai kayu
jarak. Berhubung disitu terdapat sumber air yang besarnya sebesar
”dandang” maka gunung tersebut tertanam ditempat yang namanya Sedandang.
Bentuknya yang tinggi dan runcing Gunung Buchu digunakan untuk panjat
tebing oleh pecinta alam, sampai saat ini pendaki yang berhasil
menaklukkan masih bisa terhitung dengan jari. Baru 3 tim pendaki yang
sukses menancapkan bendera di puncak Gunung Buchu. (Kecil, apakah ini
bukit Buchu yang kau ceritakan?)
Tlogo Wungu
Hanya orang-orang tertentu yang dapat mengetahui keberadaannya, bagi
orang yang benar-benar bersih dan menjalankan ”Prihatin” akan mengetahui
tlogo Wungu tersebut, terletak disebelah ujung timur Gunung
Nglanggeran. Konon tempat ini sebagai pemandian Widodari. Jikalau bisa
melihat keberadaan tlogo tersebut akan terdapat Tlundak emas, dan
Canthing Emas.
Tlogo Mardhido
Sebagai tempat pemandian Jaran Sembrani tunggangan Widodari. Konon terdapat bekas tapak kuda Sembrani yang membekas dibatu.
Talang kencono
Sebagai talang air dari tlogo Mardhido sampai Jimatan Kota Gedhe Yogyakarta.
Sebagai talang air dari tlogo Mardhido sampai Jimatan Kota Gedhe Yogyakarta.
Pemean Gadhung
Mitos dinamakan Pemean Gadhung karena batang gadhung tersebut ujungnya sampai dipuncak gunung Merapi. Tempat ini sekarang dihuni banyak monyet, kelelawar dan juga ular.
Mitos dinamakan Pemean Gadhung karena batang gadhung tersebut ujungnya sampai dipuncak gunung Merapi. Tempat ini sekarang dihuni banyak monyet, kelelawar dan juga ular.
jalan setapak beberapa sudah dibuat dengan tangga semen, beberapa tali
dipasang guna memudahkan para pendaki. sambil mengobrol, bercanda,
menyapa dan salip menyalip dengan rombongan lain kami terhenti di bawah
puncak karena camp penuh. tapi mas mas baik kami mensurvey
jalan setapak yang menuju sebuah tebing dengan pemandangan Gunung
Merapi dan hamparan lampu kota di bawah, (subhanallah, keren banget).
kami mendapatkan lokasi camp yang cantik dan segera mendirikan tenda. kami membagi tugas untuk mendirikan tenda serta membuat makan malam. camping pertamaku dengan makan super mewah selain indomie rebus haha.
menyiapkan ayam panggang
kami berpesta makanan ayam bakar, jagung bakar, kopi dan nasi sarden ala
borjoan anak kuliahan sambil menikmati hamparan lampu-lampu kota dan
bayangan Merapi yang nampak gagah. dari kejauahan nampak kelap kelip
Kaliurang yang sedang pesta lampion, juga arah kota yang kami tebak
sebagai sekaten dengan lampu sorotnya.
sambil menyantap jagung bakar dan mendengarkan mp3, kami menikmati
indahnya Ipesta kembang api di langit Jogja serta gebyar-gebyar cahaya
dari puncak gunung. sungguh menawan, pokoknya susah digambarkan dengan
kata-kata. hanya sedikit deskripsi, bahwa kami melihat ribuan nyala
bunga-buanga api terhampar dari arah ujung barat hingga ujung timur arah
solo dan klaten. termasuk kembang api dari Tuhan (kilat maksudnya).
hampir setengah jam lebih kami menikmati sajian pergantian tahun,
berdoa, intospeksi, dan bersyukur.
ini foto kami lagi liatin kembang api
kindahan pesta kembang api dan lampu-lampu kota jogja
kembang api dari puncak Gn. Api Purba Nglanggeran
esok paginya setelah menyesap susu cokelat hangat, sarapan mie ayam (mie
instan disuwir suwir ayam haha) serta roti bakar yang masih hangat dan
berpuas main poker kami menuju puncak yang berkabut saat orang-orang
yang lainnya turun.gunung ini memiliki dua puncak
yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah kaldera ditengahnya.
di puncak satunya (bingung arah sih yaa, barat kalo ga salah) sudah ada
gazebonya, bayangin aja gimana ngebawa kayu dan atapnya dari bawah?
(diucapkan ajeng) apalagi saat melewati jalur watu cepit, yaitu batu
yang menghimpit sempit dengan bukit batu di kanan dan
kirinya. lorong sempit dan agak gelap ini hanya bisa dilewati
oleh satu orang. tapi bisa sih kayaknya lewat perengan batunya.. kayak
si mas avip ngebawa tendanya ga lewat dalem cepitan batu.
habis sarapan pokeran duluuu :D
puncak dan kabut
narsis di puncak
sayangnya pada bangun kesiangan dan kabut tebal jadi ga bisa lihat
sunrise. tidak terlalu kecewa karena ini bukan yang pertama, tapi
sunrise di sebuah puncak tidak pernah membuat jemu bukan? lain waktu
bisa kemari lagi dan melihat sunrise sunset yang indah... kalo perlu ke
tempat yang lebih tinggi.. setelah berkotor-kotor dan terpeleset karena
jalan licin berlumpur kami sampai di puncak, duduk sejenak dan
bernarsis ria. jam 9 kami pun turun,
pokeran sebelum turun gunung |
dan setelah membereskan segala hal temasuk sampah, kami benar-benar
turun sambil hujan-hujanan.. serasa menjadi anak kecil lagi :D
http://langittsenja.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar